Terkadang perundungan dianggap sebagai lelucon atau candaan, bahkan korban dianggap terlalu baperan. Padahal, konteks bercanda bermuatan emosi bahagia, bukan malah emosi marah atau sedih. Banyak dampak yang dirasakan korban perundungan.
Jika melihat atau merasa ada korban perundungan di sekitarmu, mari beri mereka dukungan dengan tiga hal berikut yaitu dengar, beri dukungan, dan laporkan.
Dengar dan tanggapi cerita korban secara serius dengan cara yang tidak mengintimidasi dan emosi yang terkomtrol;
Yakinkan bahwa ini bukan salahnya, perundungan dapat terjadi pada siapapun dan kapanpun. Ingatkan juga bahwa mereka tidak sendiri;
Gunakan keterampilan komunikasi yang interaktif (dua arah) untuk mendengarkan dengan baik dan merespons dengan empati dan tidak menghakimi.
Dorong korban untuk bercerita dan berinteraksi dengan teman-teman atau keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah;
Diskusikan rencana tindak lanjut dengan korban (misalnya menjahui pelaku perundungan, melaporkan kasus dll);
Membantu korban untuk mengumpulkan bukti-bukti kasus (misalnya screenshot media sosial dll);
Beberapa media sosial memiliki fitur untuk melaporkan postingan, komentar, konten yang tidak menyenangkan.
Berbicara kepada pihak satuan pendidikan untuk mengetahui opsi yang dimiliki untuk menindaklanjuti kasus;
Melaporkan kasus ke layanan pelaporan yang tersedia seperti puskesmas, rumah sakit, kepolisian, atau unit pelayanan terpadu daerah perlindungan perempuan dan anak (UPTD PPA) melalui layanan SAPA di nomor hotline 129.